Bucin dalam Hubungan: Wajar atau Tanda Cinta Tidak Sehat?
azzifamily.com – Bucin dalam hubungan ering kali dianggap wajar, terutama saat hubungan baru dimulai. Kedekatan yang intens dan keinginan untuk selalu terhubung menjadi hal yang lazim dialami pasangan. Namun, menurut psikolog klinis dewasa Syaikha Nabila, M.Psi., Psikolog, bucin dapat berubah menjadi tidak sehat jika mulai mengganggu keseharian atau kondisi emosional individu.
“Baca juga : 9 Jenis Ikan Terbaik untuk Tingkatkan Kecerdasan Anak”
Dalam tahap awal hubungan, wajar jika pasangan ingin terus bertemu, mengobrol, atau berkomunikasi intens. “Memang benar, rasanya kalau baru pacaran masih hangat hubungannya, pengin ketemu, telepon, chat terus,” jelas Syaikha. Namun, ia menekankan bahwa hal itu masih dalam batas wajar selama tidak mengganggu aktivitas, pikiran, atau perasaan masing-masing pihak.
Masalah muncul ketika intensitas hubungan menjadi beban bagi salah satu pihak. Ketika ada rasa terpaksa, tekanan emosional, atau ketidaknyamanan, maka bucin bukan lagi bentuk kasih sayang, melainkan gejala hubungan yang tidak seimbang. “Kalau salah satu sudah ada yang merasa keberatan, jadinya bisa membuat pasangannya tidak nyaman, overthinking, capek, yang akhirnya mengganggu perasaan juga,” tegasnya.
Syaikha menjelaskan, inti dari hubungan yang sehat adalah kesepakatan dan kenyamanan dua pihak. Kedekatan yang terjadi haruslah berdasarkan keinginan bersama, bukan keterpaksaan. Jika salah satu mulai merasa terkekang atau kehilangan ruang pribadi, maka dinamika hubungan perlu dievaluasi.
Dalam relasi yang sehat, setiap individu tetap memiliki ruang pribadi untuk bertumbuh. Tidak semua bentuk keterikatan adalah tanda cinta, dan tidak semua perhatian berarti kasih sayang yang sehat. Penting bagi pasangan untuk menjaga keseimbangan antara kebersamaan dan kemandirian emosional.
Psikolog yang berpraktik di Lampung ini menekankan bahwa batasan pribadi harus dihormati. Relasi yang terlalu melekat tanpa keseimbangan justru bisa menimbulkan kelelahan emosional, ketergantungan, hingga stres berkepanjangan.
“Baca juga : Renovasi Gereja Saint-Philibert Temukan Tangga & Makam Kuno”
Membangun komunikasi terbuka, saling menghargai kebutuhan pribadi, dan mampu mengenali sinyal ketidaknyamanan menjadi kunci menjaga hubungan tetap sehat, meski penuh cinta. Dalam konteks ini, mencintai juga berarti memberi ruang—bukan hanya untuk orang lain, tapi juga untuk diri sendiri.
azzifamily.com - 9 Jenis Ikan yang menjadi sumber gizi terbaik bagi peran tumbuh kembang dan…
azzifamily.com - 5 Gaya hidup memasuki usia 40 tahun, tubuh mengalami perubahan signifikan yang membutuhkan…
azzifamily.com - Tabungan terkuras karena menyepelekan beberapa kebiasaan hari-hari yang tanpa disadari banyak dilakukan. Finansial…
azzifamily.com - Jenis makanan yang tepat saat sarapan akan sangat menentukan performa sepanjang hari. Pilihan…
azzifamily.com - Tips makan malam yang aman bagi yang sedang melakukan diet agar aman bagi…
azzifamily.com - Ahmad Dhani mengungkapkan detail persiapan pesta putranya Al Ghazali dan Alyssa Daguise yang…